Dengan Panci Presto, Membuat Ayam Goreng Tulang Lunak Jadi Lebih Mudah



Panci Presto

Panci presto adalah alat masak yang dapat menghasilkan uap untuk membuat tekstur makanan menjadi lunak. Tujuan utama panci ini adalah untuk mengukus ikan agar durinya menjadi lunak dan aman dikonsumsi. Panci presto sering digunakan oleh para ibu rumah tangga. Namun, tidak jarang juga digunakan oleh pebisnis rumahan.

Mesindo Mesin Presto

Panci presto sering digunakan untuk mengukus ikan. Seperti yang kita tahu, ikan memang memiliki rasa daging yang gurih dan lezat. Namun, terkadang saat kita mengonsumsi akan sedikit terhambat karena banyak duri yang tajam dan berbahaya jika tertelan. Hadirnya panci presto, akan membuat Anda lebih nyaman mengonsumsi ikan tanpa hambatan.

Setelah diuap, duri ikan akan ikut matang dan lunak. Anda bisa mengunyah duri atau menyingkirkannya dengan mudah. Tidak hanya ikan, Anda juga bisa bereksperimen dengan ayam. Ayam memang memiliki tulang dengan tekstur yang lebih keras daripada ikan. Meskipun keras, panci presto tetap bisa memproses penguapan dengan mudah.

Salah satu sajian yang terkenal menggunakan panci ini adalah bandeng presto asli dari Semarang. Bandeng merupakan salah satu ikan yang memiliki banyak duri halus dan tulang. Meskipun demikian, bandeng tetap memiliki banyak penggemar karena kelezatan dagingnya. Untuk memudahkan pengonsumsian hadirnya bandeng presto langsung disambut hangat para penggemarnya.

Panci presto saat ini sudah menjadi satu hal yang umum bagi para ibu rumah tangga. Menggunakan panci ini menjadi salah satu referensi hidangan menu santap keluarga. Setelah ikan atau ayam yang dikukus menggunakan presto akan lebih nikmat jika digoreng. Panci presto juga dapat membuat bumbu lebih meresap ke dalam makanan. Oleh karena itu, ikan akan terasa lebih lezat setelah digoreng.

Perbedaan Panci Presto dengan Panci Biasa

            Beberapa orang berpikiran bahwa panci presto memiliki kinerja yang sama dengan panci pada umumnya. Panci biasanya memang bisa digunakan sebagai alat pengukus. Namun, masih gagal mencapai puncak lunak pada tulang ikan dan ayam. Jika Anda menggunakan panci biasa sebagai alat presto Anda akan menghabiskan waktu beberapa jam lamanya.

            Memaksakan penguapan dengan panci biasa penggunaan gas sebagai bahan bakar lebih boros. Jelas saja karena Anda membutuhkan waktu yang lama. Berbeda dengan panci presto untuk proses penguapan hanya membutuhkan waktu kurang dari 1 jam.

            Selain ikan dan ayam, panci presto juga sering digunakan untuk mengempukkan daging, iga, kacang-kacangan, dan ketupat. Semua bahan yang menggunakan presto akan lebih menghemat waktu dalam proses pengukusannya.

            Panci presto ini memiliki metode kerja dengan proses penguapan. Uap di dalam panci tidak bisa keluar karena memiliki kerapatan tutup yang sangat rapat. Dalam keadaan tersebut lah uap di dalam akan dihasilkan dengan teperatur tinggi dan menjadikan makanan lebih mudah matang dan lunak.

            Selain itu, kandungan gizi makanan jika menggunakan panci presto ini lebih banyak daripada panci biasa. Panci presto mematangkan makanan dengan menahan uap, sehingga aroma dan zat gizi lebih awet dan tidak terbuang. Sedangkan jika menggunakan panci biasa zat gizi dan aroma makanan terbuang lewat uap yang memancar ke udara. Hal tersebut dapat menyebabkan kadar zat gizi yang terkandung dalam makanan menjadi lebih sedikit.

Tips Aman Menggunakan Panci Presto

            Ada hal yang perlu Anda ketahui saat menggunakan panci ini. Beberapa orang yang belum memahami proses penggunaannya seringkali mengalami sesuatu kejadian buruk. Salah satunya adalah meledaknya tutup panci presto saat dibuka. Hal tersebut terjadi karena uap di dalam panci belum sepenuhnya keluar.

panci presto

            Jika makanan Anda yang dipresto sudah matang, ada baiknya mematikan api kompor terlebih dulu. Kemudian biarkan uap keluar dengan sendirinya. Beberapa panci presto memiliki keran tersendiri untuk membantu pengeluaran uap dari dalam panci. Jika uap sudah sepenuhnya keluar, Anda baru bisa membuka tutup panci secara perlahan. Dengan cara tersebut Anda tidak akan mengalami keledakan pada tutup. Agar proses pengoperasian panci lebih aman, ikutilah berbagai tips di bawah ini.

  1. Periksa mesin presto sebelum digunakan

Meskipun kondisi panci bersih, untuk memastikan usahakan bersihkan kembali menggunakan lap kering atau dicuci ulang. Terkadang penggunaan yang tidak intens akan menyebabkan timbulnya debu yang menempel. Pastikan panci bersih dari luar dan dalam.

Selain itu, periksa cicin karet yang melingkat pada bagian dalam tutup panci. Apakah masih layak digunakan atau tidak? Jika sudah tidak layak, baiknya diganti dan jangan digunakan terlebih dahulu. Karena hal tersebut akan menyebabkan uap tidak bekerja sempurna, sehingga makanan kurang melunak.

  1. Perhatikan kadar air saat memasak

Proses penguapan juga tidak jauh dengan penggunaan air di dalamnya. Jumlah air yang digunakan akan sangat memengaruhi tekstur dari makanan yang diuap. Semakin sedikit air makan proses pemasakkan semakin sebentar waktunya dan sebaliknya.

Jumlah air yang digunakan pada setiap makanan berbeda. Misalnya Anda akan memasak daging dan kacang hijau. Kadar air dari kedua makanan tersebut berbeda. Kacang hijau melewati proses rebus dengan kata lain air yang digunakan lebih banyak daripada saat proses pemasakan daging.

  1. Perhatikan bahan yang dimasak

Pada beberapa bahan makanan akan menghasilkan buih saat dikukus. Munculnya buih akan berdampak pada tekanan uap saat masak. Usahakan bahan makanan tersebut tidak terlalu penuh agar tidak terjadi tekanan uap yang berlebihan saat memasak. Tekanan uap juga dapat membahayakan kita saat proses pemasakkan.

  1. Batasi waktu memasak

Panci presto ini merupakan alat yang dapat melembutkan makanan secara cepat. Jadi, jika Anda melewatkan waktu beberapa menit saja akan membuat makanan menjadi lembek. Atau sebaliknya jika Anda memasak dengan waktu yang kurang tulang belum sempurna melunak dan akhirnya tidak sesuai harapan.

  1. Jangan langsung membuka tutup panci

Setelah proses memasak selesai, tentu saja Anda ingin langsung melihat hasilnya bukan? Namun, dengan menggunakan panci presto Anda tidak bisa melihat hasilnya secara langsung. Keadaan panci yang masih memiliki uap akan membuat tutupan menjadi lebih meerkat.



Jika tutup panci dipaksa untuk dibuka akan menyebabkan uap meledak. Senada dengan itu, akan terjadi semburan panas dari dalam. Hal itu tentu akan membahayakan Anda. Apalagi makanan yang baru dimasak tersebut masih dalam keadaan panas. Jika terkena kulit tubuh akan berbahaya. Bukalah tutup panci saat kondisi uap bener-bener habis. Anda juga bisa menekan katup pengaman, sehingga uap keluar akan segera habis.

Peluang Usaha

             Salah satu usaha yang terkenal menggunakan panci ini adalah bandeng presto. Bumbu yang meresap setelah dipresto akan semakin lezat setelah digoreng. Begitu juga dengan sajian bandeng presto. Selain bandeng presto, masih banyak bahan makanan lain yang dapat diolah menggunakan panci presto. Salah satunya adalah ayam tulang lunak.

            Menu ayam tulang lunak ini sudah menjadi idaman di salah satu restoran ternama. Sajian ayam tulang lunak ini memang belum sering ditemukan. Padahal, ayam ini memiliki rasa yang lezat dan renyah. Mungkin salah satu dari Anda pun ada yang belum mencobanya?

usaha ayam tulang lunak

            Melihat masih jarangnya kuliner ayam tulang lunak, Anda bisa mengambil kesempatan ini lho. Hampir seluruh dunia terutama Indonesia sangat menyukai ayam dalam bentuk sajian apa pun. Ayam tulang lunak mungkin akan menambah sajian kesukaan Anda.

            Bagi yang ingin memulai usaha ini, Anda dapat menggunakan ukuran panci presto dengan kapasitan sedikit atau sedang terlebih dahulu. Setelah usaha Anda berkembang ada baiknya menggunakan panci presto dengan kapasitas yang lebih besar. Berikut resep ayam tulang lunak yang diproses menggunakan panci presto.

Cara Membuat Ayam Goreng Tulang Lunak

Bahan ayam goreng tulang lunak

  • 1 ekor ayam kampung muda
  • 1sdt baking powder
  • 1 liter santan dari 1 buah kelapa
  • Secukupnya daun pisang
  • Secukupnya minyak untuk menggoreng ayam

Bumbu yang dihaluskan

  • 5 siung bawang merah
  • 5 siung bawang putih
  • 5 butir kemiri yang disangrai
  • 2sdt ketumbar yang disangrai
  • 2 ruas kunyit
  • 2 ruas jahe
  • Secukupnya minyak untuk menumis

Bumbu lainnya

  • 2 ruas lengkuas yang dimemarkan
  • 3btg bagian putih serai lalu memarkan
  • 10 lembar daun salam
  • 5 lembar daun jeruk
  • 2sdt garam
  • 1sdm gula pasir
  • 1sdt kaldu bubuk
  • 2sdm air asam jawa

Bahan kremes ayam goreng

  • 1sdm tepung sagu
  • 1sdm tepung maizena
  • 2sdm tepung beras
  • 400ml air sisa merebus ayam
  • 1sdt baking powder
  • 1 butir kuning telur kocok lepas
  • Minyak goreng dengan kadar yang banyak untuk menggoreng kremes

Langkah-langkah memasak ayam dengan presto

  1. Bersihkan ayam kampung, lalu belah menjadi dua bagian jangan sampai terputus. Kemudian taburi bagian dada ayam dengan baking powder hingga merata.
  2. Tutup ayam menggunakan plastik wrap atau penutup lainnya. Diamkan di dalam kulkas selama setengah jam.
  3. Setelah itu siapkan wajan, lalu berikan 2sdm minyak goreng dan panaskan. Masukkan bumbu halus kemudian tumis hingga harum. Setelah itu tambahkan bumbu lainnya, tumis hingga daun rempah mematang.
  4. Ambil daun-duan rempah tersebut dan masukkan ke panci. Sisihkan bumbu.
  5. Siapkan panci presto, lalu berikan alas dengan daun pisang. Olesi mulut panci dengan minyak goreng untuk memudahkan saat membuka tutupannya saat ayam sudah matang.
  6. Keluarkan ayam dari kulkas, lalu olesi ayam dengan bumbu yang disisihkan tadi. Ratakan ke seluruh bagian ayam dan diamkan selama setengah jam.
  7. Setelah setengah jam, masukkan ayam ke panci. Kemudian tuangkan santan hingga ayam terendam. Lalu periksa rasa, jika kurang asin tambahkan garam.
  8. Masak menggunakan api besar hingga uap keluar dengan suaranya yang berdesis selama 30 menit.
  9. Setelah 30 menit, gunakan api yang tidak terlalu besar selama 1 jam. Berikutnya matikan kompor dan biarkan uap hingga benar-benar menghilang.
  10. Buka penutup secara perlahan dan dinginkan ayam. Posisi pemasakkan air santan usahakan jangan terlalu habis karena akan menyebabkan ayam gosong.

Langkah-langkah membuat kremes

  1. Tuangkan 400ml air ke dalam panci bekas merebus ayam. Lalu aduk hingga bumbu dan sisa santan yang menempel dipanci dan daun rempah larut.
  2. Saring air berbumbu ke dalam mangkuk, kemudian masukkan bahan-bahan kremesan lainnya ke dalam air.
  3. Aduk seluruh bahan kremesan hingga tercampur baik. Adonan yang benar berbentuk encer dan tidak pekat.
  4. Goreng ayam terlebih dahulu hingga kecokelatan. Setelah itu saring minyak untuk proses penggorengan kremes.
  5. Ambil satu sendok makan adonan kremes lalu masukkan ke minyak panas dengan gerakan menyebar. Ulangi beberapa kali hingga kremes cukup banyak. Diamkan sesaat hingga mengeras.
  6. Goreng kremes hingga berwarna kecokelatan. Jika sudah kecokelatan angkat dan tiriskan.
  7. Berikutnya sajikan di atas ayam goreng tulang lunak tadi.
  8. Anda bisa menambahkan lalapan dan sambal untuk menikmati santap bersama nasi.



Resep ayam goreng tulang lunak di atas memang sedikit rumit karena menggunakan bahan-bahan yang banyak. Namun, adanya bahan rempah-rempah yang mendominasi akan membuat rasa ayam goreng tulang lunak semakin nikmat. Apalagi jika Anda menggunakan panci presto, tentu akan semakin mudah.

Bagi Anda yang baru pertama kali menggunakan panci presto, ada baiknya memahami buku panduan terlebih dahulu. Hal tersebut dapat meminimalisir beberapa kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu, Anda juga bisa mengikuti tips aman menggunakan panci presto di atas. Selamat mencoba!

 

(Zakiah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Fatal error: Uncaught TypeError: implode(): Argument #2 ($array) must be of type ?array, string given in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php:518 Stack trace: #0 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(518): implode(Array, '|') #1 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(311): MatthiasMullie\Minify\CSS->shortenHex('@keyframes aspA...') #2 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/Minify.php(111): MatthiasMullie\Minify\CSS->execute(NULL) #3 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(174): MatthiasMullie\Minify\Minify->minify() #4 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(128): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->minify('/home/dev2wira/...') #5 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(66): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->replace_url('https://dev2.wi...') #6 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-abstract-minify-subscriber.php(85): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->optimize('<!DOCTYPE html>...') #7 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-minify-css-subscriber.php(44): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_Subscriber->optimize('<!DOCTYPE html>...') #8 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_CSS_Subscriber->process('<!DOCTYPE html>...') #9 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!DOCTYPE html>...', Array) #10 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/front/process.php(417): apply_filters('rocket_buffer', '<!DOCTYPE html>...') #11 [internal function]: do_rocket_callback('<!DOCTYPE html>...', 9) #12 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/functions.php(5420): ob_end_flush() #13 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): wp_ob_end_flush_all('') #14 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(348): WP_Hook->apply_filters(NULL, Array) #15 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(517): WP_Hook->do_action(Array) #16 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/load.php(1270): do_action('shutdown') #17 [internal function]: shutdown_action_hook() #18 {main} thrown in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php on line 518