Alat Penetas Telur Otomatis, Praktis, Cepat dan Hemat Waktu

Alat Penetas Telur Otomatis

Alat penetas telur Otomatis adalah sebuah teknologi modern yang digunakan untuk mempermudah proses penetasan telur. Cara kerja alat penetas telur ini melalui proses pengeraman tanpa induk. Alat ini beroperasi dengan sebuah lampu pijar berdaya 5 watt. Alat ini umumnya digunakan untuk menetaskan telur unggas, seperti ayam.

alat penetas telur

Para peternak menjadikan alat penetas telur adalah hal yang prioritas. Tanpa alat ini mereka harus sabar menunggu waktu lamanya untuk menghasilkan telur. Sedangkan telur-telur tersebut harus cepat ditetaskan untuk dikembangbiakkan lagi nantinya. Nah, dengan menggunakan alat ini Anda tidak perlu menunggu proses pengeraman terlalu lama.

Selain menggunakan satu buah lampu, jenis lainnya juga ada yang menggunakan lebih dari satu lampu. Tentunya dengan daya watt yang seimbang. Alat penetas ini dilengkapi dengan sistem rak berputar yang berfungsi untuk meratakan proses pemanasan telur agar bisa bekerja secara maksimal. Alat ini juga dilengkapi dengan pengatur suhu yang disebut thermostat.

Alat penetas telur memang umumnya digunakan untuk unggas seperti ayam, bebek, entok, dan lain-lain. Namun, alat ini juga bisa digunakan untuk menetaskan telur reptil. Anda tinggal mengatur suhu kehangatan yang dibutuhkan. Senada dengan itu, mempercepat penetasan telur juga berfungsi untuk para peternak yang menjual anak-anak dari unggas lainnya.

Cara Membedakan Telur yang Dikonsumsi dan Ditetaskan

Mungkin sebagian dari Anda pernah berpikir bagaimana cara membedakan telur yang dikonsumsi dan ditetaskan? Apakah sama proses kerjanya? Pernahkah Anda berpikir saat ingin memasak telur yang keluar justru anak ayam? Semua itu tidak akan terjadi jika Anda mengerti perbedaannya.

Senada dengan itu, para peternak pun juga akan memudahkan Anda. Mereka akan memisahkan telur yang harus ditetaskan dan telur yang dikonsumsi. Begitu juga dengan para pedagang telur. Umumnya telur yang dijual adalah telur yang dikonsumsi bukan untuk dikembangbiakkan kembali.

telur menetas

Telur konsumsi berasal dari induk bangsa unggas yang tidak dibuahi oleh pejantan. Dengan maksud lain, telur yang dikonsumsi ini tidak bisa ditetaskan karena infertil (tidak subur). Sedangkan telur tetas berasal dari induk yang dibuahi pejantan, sehinga bisa ditetaskan karena fertil (bertunas).

Telur tetas memiliki daya tahan telur lebih singkat daripada yang dikonsumsi. Jadi akan tidak baik juga telur tetas dijual ke pasar, apalagi jika sudah tersedia embrio di dalamnya. Namun, akan diperbolehkan jika embrio belum dikembangkan di dalam alat penetas telur. Anda bisa mengonsumsinya.

Jika Anda tidak yakin akan telur konsumsi yang dijual di pasaran, bisa melakukan proses candling. Candling adalah proses peneropongan ke dalam telur dengan bantuan cahaya lampu. Cahaya lampu tersebut nantinya akan menerawang embrio yang sudah diberkembang di dalam telur.

Cahaya telur akan terlihat gelap dan tidak menembus jika memiliki embrio. Sedangkan, jika cahaya lampu tidak terhalang atau terlihat terang itu menandakan tidak adanya pertumbuhan embrio. Anda bisa mengonsumsi telur dengan kriteria tersebut.

Mengapa Harus Alat Penetas Telur?

            Alat penetas telur akan bekerja lebih efektif dalam satu waktu daripada dengan induk unggas itu sendiri. Saat Anda membiarkan seekor induk mengerami telur-telurnya, maka dia akan berhenti bertelur. Hal itu dilakukan sejak pertama kali dia “menduduki” telur hingga tahap merawat anak-anaknya.

            Jika hal tersebut dibiarkan, Anda akan kehilangan banyak kesempatan berikutnya untuk mendapatkan anak-anak unggas yang baru. Namun, apabila Anda berhasil memisahkan telur-telur dari sarang induk, secara rutin induk akan bertelur kembali dan dapat ditetaskan menggunakan alat penetas telur.

            Alat ini akan sangat menguntungkan Anda. Bisa kita ambil contoh di salah satu unggas, yaitu ayam. Seekor ayam betina mampu menetaskan telur sebanyak 20-30 ekor setiap tahunnya. Itu artinya jika Anda memanfaatkan induk ayam tersebut untuk bertelur saja, lalu ditetaskan menggunakan alat ini bisa menghasilkan 300 ekor per tahunnya dari induk yang sama.

mesin penetas telur

            Selain itu, menggunakan alat penetas telur dapat melindungi telur dari bahaya predator. Predator tidak hanya bisa melukai telur-telur yang akan ditetaskan, tetapi induk juga bisa menjadi korban. Hal tersebut terkadang sering terjadi di dunia reptil. Namun, tidak menutup kemungkinan unggas pun juga bisa terancam nyawanya.

            Selanjutnya, jika peternak ingin menetaskan telur-telur fertil yang baru dibelinya, namun para induk enggan untuk mengeraminya. Anda bisa memanfaatkan tenaga alat penetas telur ini yang siap mengerami telur-telur Anda.

Cara Kerja Alat Penetas Telur

            Menggunakan alat berarti sama saja Anda menggunakan proses nonalami. Hal itu dilakukan dengan tujuan mempercepat proses penetasan telur untuk dikembangbiakkan kembali. Karena menggunakan cara nonalami, Anda harus mendesain alat ini sedemikian rupa mirip dengan proses pengeraman yang dilakukan induknya.

            Untuk membuat alat penetas telur Anda perlu mengetahui temperatur (suhu) pada ruang inkubator, kelembapan ruang inkubator, jumlah pemutaran telur, dan ventilasi. Agar lebih jelas, berikut empat faktor penting yang mendasari alat penetas telur.

Distribusi Temperatur

            Mengatur kestabilan temperatur memanfaatkan thermostat. Thermostat adalah alat pengatur suhu. Thermostat menjadi faktor penting proses pengeraman nonalami. Karena suhu harus disesuaikan dengan kondisi saat dierami oleh induknya. Thermostat akan bekerja secara otomatis dalam menyesuaikan suhu.

            Thermostat nantinya akan menyalakan lampu bohlam sebagai pemanas untuk menaikkan suhu kemudia mematikan pemanas untuk menurunkannya. Khusus untuk ayam suhu penetas telur bisa mencapai 38,9℃. Sedangkan untuk unggas jenis lain bisa lebih tinggi atau lebih rendah.

Kelembapan Ruang Inkubator

            Seluruh bagian cangkang telur memiliki pori-pori yang memudahkan keluar atau masuknya air dari/ke dalam telur. Semua telur baik yang dierami atau tidak secara perlahan akan mengering. Jumlah air yang keluar dari telur selama proses inkubasi atau eram adalah hal penting untuk diperhatikan. Jumlah ini ditentukan oleh tingkat kelembapan di dalam ruang inkubator.

            Jika tingkat kelembapan rendah akan menyebabkan telur lebih cepat mengering. Kelembapan di dalam ruang inkubator dieproleh dengan cara memasukan sebuah wadah yang berisi air.

Pemutaran Telur

            Tujuan pemutaran telur ini untuk membolak-balik telur agar distribusi temperatur lebih merata. Selain itu, pemutar bertujuan agar embrio tidak menempel di permukaan bagian dalam cangkang telur. Semakin sering diputar, maka hasilnya akan semakin baik.

            Pemutar telur ini memiliki berbagai jenis yang berbeda tergantung dari pemilihan alat atau mesin. Alat yang dioperasikan secara manual ini yang paling repot. Anda harus membolak-balikkan satu per satu telur dengan sendiri.

            Jika Anda memilih alat atau mesin semi otomatis sedikit mempermudah Anda karena cukup menarik atau mendorong tuas yang akan memutar telur secara bersamaan. Sedangkan mesin full otomatis tentu saja akan bekerja sepenuhnya secara sendiri tanpa campur tangan perternak.

Ventilasi Udara

            Kegunaan ventilasi ini sama seperti pada umumnya, yaitu sebagai celah pertukaran udara yang masuk dan keluar. Selain itu, ventilasi untuk alat penetas telur ini juga berkaitan erat dengan kelembapan. Jika kelembapan terlalu tinggi, maka jumlah lubang atau celah ventilasi harus diperbanyak.

Peluang Bisnis

            Menggunakan alat penetas telur ini tentu saja akan memperluas usaha Anda. Dalam membangun bisnis pasti akan menginginkan proses kerja yang cepat dan praktis. Hal itu dipilih demi meningkatkan produksi dalam per harinya. Bayangkan jika masih mempertahankan cara manual, tentu pelanggan akan memilih produsen lain karena proses kerja yang lebih cepat.

            Alat penetas ini juga memudahkan Anda untuk memisahkan telur konsumsi dan telur yang harus ditetaskan. Hal tersebut akan menambah peluang Anda dalam berbisnis. Anda dapat menjual dua jenis telur, yaitu yang ditetaskan atau dikonsumsi. Jika telur merupakan jenis fertil Anda bisa mengembangbiakkan kembali atau menjual kepada pelanggan yang ingin beternak juga.

            Menjual telur tetas atau yang sudah ditetaskan akan lebih banyak memakan biaya pakan. Karena perawatan jenis telur fertil tersebut lebih khusus. Namun, kondisi itu justru menguntungkan Anda karena pelanggan akan menaruh harga lebih tinggi daripada membeli telur yang dikonsumsi.

            Anda bisa memulai dengan menggunakan alat penetas telur manual sebagai pemula. Selain menekan budget juga sebagai proses latihan awal. Namun, tidak menutup kemungkinan jika Anda langsung memilih alat penetas semi auto atau full automatic. Selamat membangun usaha!

 

 

(Zakiah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Fatal error: Uncaught TypeError: implode(): Argument #2 ($array) must be of type ?array, string given in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php:518 Stack trace: #0 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(518): implode(Array, '|') #1 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(311): MatthiasMullie\Minify\CSS->shortenHex('@keyframes aspA...') #2 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/Minify.php(111): MatthiasMullie\Minify\CSS->execute(NULL) #3 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(174): MatthiasMullie\Minify\Minify->minify() #4 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(128): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->minify('/home/dev2wira/...') #5 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(66): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->replace_url('https://dev2.wi...') #6 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-abstract-minify-subscriber.php(85): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->optimize('<!DOCTYPE html>...') #7 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-minify-css-subscriber.php(44): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_Subscriber->optimize('<!DOCTYPE html>...') #8 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_CSS_Subscriber->process('<!DOCTYPE html>...') #9 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!DOCTYPE html>...', Array) #10 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/front/process.php(417): apply_filters('rocket_buffer', '<!DOCTYPE html>...') #11 [internal function]: do_rocket_callback('<!DOCTYPE html>...', 9) #12 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/functions.php(5420): ob_end_flush() #13 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): wp_ob_end_flush_all('') #14 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(348): WP_Hook->apply_filters(NULL, Array) #15 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(517): WP_Hook->do_action(Array) #16 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/load.php(1270): do_action('shutdown') #17 [internal function]: shutdown_action_hook() #18 {main} thrown in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php on line 518