Makanan Khas Yogyakarta Yang Legendaris Dan Terancam Punah

Makanan Khas Yogyakarta

Selain gudeg yang legendaris dan mendunia, makanan khas Yogyakarta berikut ini juga perlu kamu coba lho. Kota Yogyakarta terkenal dengan sejuta kulinernya. Menariknya, berbagai jenis makanan khas jogja yang terancam punah ini memiliki harga yang sangat murah. Bahkan dengan mengeluarkan Rp5.000 saja kamu bisa lho mendapatkan porsi yang cukup mengganjal perut.

Makanan Khas Yogyakarta Sate Klatak

Situasi tersebut sangat dimanfaatkan oleh para pelajar di Yogyakarta. Terlebih lagi Yogyakarta memang terkenal dengan istilah kota para pelajar. Banyak mereka yang dari luar Yogyakarta berlomba-lomba menempuh pendidikkan di daerah istimewa ini. Alasannya, bukan lain karena biaya hidup di Jogja murah. Apalagi makanan khas Yogyakarta dengan status “lampu merah” ini sudah jarang di temui. Maka ada baiknya jika anda berkunjung ke kota Sultan ini sempatkanlah untuk mencoba beberapa jenis makanan yang ada di bawah ini, apa saja sih??? yuksssss

Makanan khas Yogyakarta yang paling populer adalah Gudeg. Gudeg memilki tiga jenis, yaitu gudeg basah, gudeg manggar, dan gudeg kering. Namun, yang sering dijadikan oleh-oleh adalah gudeg kering. Gudeng kering bisa bertahan lebih lama. Untuk menikmati gudeg sendiri tidak perlu menghampiri Yogyakarta, sekarang hampir di seluruh Indonesia pun banyak pedagang yang menjual gudeg.

Di sisi lain, Yogyakarta masih menyimpan wisata kuliner unik lainnya. Mulai dari makanan berat, camilan, minuman, dan lain-lain. Nah, berikut ini akan kami bahas berbagai makanan khas jogja. Jadi, saat kamu berkunjung ke kota pelajar ini tidak perlu lagi ambil pusing untuk memilih makanannya. Apa saja sih jenis-jenisnya?

  • Sate Klatak

Awas jangan salah baca! Banyak orang yang salah kira satai ini terbuat dari bahan dasar katak. Tentu saja akan sangan menjijikkan bukan? Namun nyatanya makanan ini menggunakan olahan daging kambing. Daging kambing muda dibumbui garam lalu dibakar di atas arang. Mengapa dinamakan klatak? Ternyata saat daging menyentuh arang timbul suara bunyi “klatak”. Selain itu, yang membuat makanan sate kambing ini unik adalah menggunakan tusukan jeruji sepeda.

  • Yangko

Mungkin jika didengar dari namanya kamu tidak tahu makanan apa ini. Namun, jika kamu lihat rupanya dan coba rasanya pasti dibikin ketagihan. Yangko terkenal sebagai oleh-oleh makanan khas Yogyakarta. Rupanya memiliki warna-warni dengan bentuk kotak. Yangko memiliki tekstur lembut dan kenyal. Melalui taburan tepungnya yang khas menjadikan rasanya lebih manis dan gurih.

  • Cenil Jogja

Jogja merupakan salah satu kota yang ikut memopulerkan cenil yang khas dari pulau Jawa ini. Namun, masing-masing cenil dari berbagai provinsi di Jawa memiliki sajian yang berbeda, baik dari jenis bumbu maupun rasa dan teksturnya. Cenil diolah menggunakan tepung.

  • Geplak

Geplak adalah salah satu jenis kue yang khas dari jogja. Geplak terbuat dari adonan kelapa parut, tepung, dan gula. Rasanya tentu saja manis dan lezat. Kue geplak memiliki bentuk bulat-bulat kecil dengan berbagai variasi warna. Warna-warni dari kue ini biasanya menarik perhatian pembeli, terutama anak-anak.

  • Gatot Gunungkidul

Sesuai dengan namanya, makanan ini berasal dari Gunung Kidul, Yogyakarta. Gatot terbuat dari gaplek atau singkong yang dikeringkan sama halnya seperti tiwul. Proses pengolahannya sendiri setelah dikupas lalu dikeringkan dengan cara dijemur. Untuk memberikan rasa yang berkualitas, pemilihan gaplek tidak bisa sembarangan.

  • Walang

Walang adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang unik. Pasalnya, walang terbuat dari belalang yang digoreng. Mungkin sebagian orang akan terlihat geli untuk memakannya. Namun, tahukah kamu belalang memiliki kandungan protein yang tinggi. Belalang juga dinilai sekilas mirip dengan udang. Rasanya lebih gurih dan nikmat disantap dengan berbagai jenis sambal.

walang goreng jogja

  • Sayur Lombok Ijo

Sayur lombok ijo memiliki rasa gurih yang bercampur pedas. Rasa gurih tersebut berasal dari kuah santan kental yang ditambahkan berbagai bumbu, berupa tumisan bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, lengkuas, dan beberapa rempah lainnya. Sayur lombok ijo juga menggunakan tempe dari kedelai pilihan. Tempe tersebut diolah dengan cara tradisional, yaitu dibungkus menggunakan daun pisang. Kamu juga bisa memanfaatkan daun jati pilihan.

  • Mie Des

Mie Des adalah makanan khas masyarakat Pundong. Mie des terbuat dari pati ketela. Mie des memiliki kepanjangan dari bakmi pedes. Rasanya lebih kenyal dan memiliki ukuran lebih besar. Mie des juga memiliki bentuk yang berbeda. Mie ini dibuat dengan cara diiris bukan digiling seperti bakmi pada umumnya.

  • Kue Adrem

Makanan ini berasal dari daerah Kecamatan Sanden Bantul. Manisnya rasa kue ini berasal dari tepung beras dan gula jawa merah yang digoreng. Selain manis, kue adrem juga memiliki rasa gurih yang identik. Kue adrem memiliki bentuk yang unik seperti kuncup. Rasanya yang legit membuat para penggemarnya tidak pernah bosan. Kue adrem sangat cocok disantap dengan teh panas atau kopi pahit.

Minuman Khas Yogyakarta

  • Rujak Es Krim

Selain makanan, tentu saja Yogyakarta juga memiliki minuman yang khas. Apa rasanya ya jika rujak dicampur dengan es krim? Buah dari rujak ini diolah dengan hasil serutan. Beberapa buah yang biasanya digunakan adalah mangga, kedondong, nanas, pepaya muda, dan bengkuang. Lalu dipadankan bumbu gula jawa dengan campuran cabai. Setelah itu, letakkan es krim di bagian atasnya.

  • Es Semlo

Es semlo merupakan minuman khas Keraton Yogyakarta. Es semlo adalah ninuman favorit dari Sultan Hamengkubuwono IX. Es dingin ini memiliki bahan-bahan yang berbeda dari lainnya. Es semlo diolah menggunakan rempah-rempah yang biasanya digunakan untuk campuran aneka wedang.

Minuman segar ini mempunyai bahan utama pisang. Sedangkan kuahnya berasal dari campuran gula pasir, berbagai rempah, serta perasan air jeruk nipis. Tambahkan pewarna merah alami dari kayu secang agar tampilannya lebih menarik.

  • Wedang Uwuh

Uwuh memiliki arti sampah. Namun bukan berarti minuman yang satu ini memiliki bahan olah dari sampah. Dinamakan wedang uwuh karena minuman ini dipenuhi dengan berbagai jenis dedaunan rempah. Wedang uwuh biasanya menggunakan jahe, cengkeh, kayu manis, pala, serai, kapulaga, dan gula batu. Kuahnya yang merah berasal dari kayu secang.

wedang uwuh

Wedang uwuh nikmat disantap saat cuaca dingin atau pada malam hari. Sedangkan rujak es krim dan es semlo tentu saja menjadi pelepas dahaga pada tengah hari bolong. Terlerbih lagi, minuman tersebut bukan hanya sebatas konsumsi, melainkan memiliki manfaat dari rempah-rempahnya yang baik untuk kesehatan tubuh kita.

Nah, itu dia berbagai penjelasan mengenai minuman dan makanan khas Yogyakarta yang terancam punah. Indonesia kaya akan kulinernya. Walau begitu Tidak hanya Yogyakarta berbagai provinsi lainnya juga memiliki makanan dan minuman khas dengan cita rasa yang beragam. Maka ada baiknya setiap bentuk kearifan lokal yang kita punya, ada baiknya terus di nikmati dan di lestarikan. Agar warisan budaya dan kuliner yang sudah ada turun temurun tak akan punah dan hilang karena di gerus zaman. So Kira-kira kamu mau coba makanan khas jogja yang mana dulu guys?

 

 

 

(Zakiah)


Fatal error: Uncaught TypeError: implode(): Argument #2 ($array) must be of type ?array, string given in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php:518 Stack trace: #0 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(518): implode(Array, '|') #1 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(311): MatthiasMullie\Minify\CSS->shortenHex('@keyframes aspA...') #2 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/Minify.php(111): MatthiasMullie\Minify\CSS->execute(NULL) #3 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(174): MatthiasMullie\Minify\Minify->minify() #4 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(128): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->minify('/home/dev2wira/...') #5 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(66): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->replace_url('https://dev2.wi...') #6 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-abstract-minify-subscriber.php(85): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->optimize('<!DOCTYPE html>...') #7 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-minify-css-subscriber.php(44): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_Subscriber->optimize('<!DOCTYPE html>...') #8 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_CSS_Subscriber->process('<!DOCTYPE html>...') #9 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!DOCTYPE html>...', Array) #10 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/front/process.php(417): apply_filters('rocket_buffer', '<!DOCTYPE html>...') #11 [internal function]: do_rocket_callback('<!DOCTYPE html>...', 9) #12 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/functions.php(5420): ob_end_flush() #13 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): wp_ob_end_flush_all('') #14 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(348): WP_Hook->apply_filters(NULL, Array) #15 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(517): WP_Hook->do_action(Array) #16 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/load.php(1270): do_action('shutdown') #17 [internal function]: shutdown_action_hook() #18 {main} thrown in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php on line 518