Beragam Makanan Khas Sulawesi Yang Kurang Tenar Namun Lezat

Makanan Khas Sulawesi

Selain coto, kota yang terkenal dengan Suku Bugisnya ini masih menyimpan banyak makanan khas Sulawesi. Berbagai makanan asal Indonesia timur ini memiliki nama-nama unik yang begitu asing terdengar. Melalui keunikan namanya itulah, banyak orang yang penasaran untuk memburu makanan khas Sulawesi ini.

makanan khas sulawesi

Sulawesi terbagi atas lima provinsi, yaitu Sulawesi Selatan dengan Ibu Kota Makassar; Sulawesi Tenggara dengan Ibu Kota Kendari; Sulawesi Utara, Manado; Sulawesi Tengah, Palu; dan Sulawesi Barat, Mamuju. Meskipun terbagi dari lima provinsi, Sulawesi lebih dikenal dengan sebutan istilah Suku Bugis. Suku Bugis terkenal dengan ketaatan dalam beragama dan suku yang sangat menjungjung tinggi harga diri dan martabat.

Meskipun memiliki satu nama utama “Sulawesi”, masing-masing provinsinya memiliki makanan khas yang berbeda lho. Biar kamu gak salah sebut asal makanan khasnya, pahami jenisnya dulu yuk!

Makanan Khas Sulawesi Selatan (Makassar)

  • Jalangkote

Nama unik pertama berasal dari Makassar, yaitu Jalangkote. Jika kamu lihat langsung, sekilas jalangkote mirip dengan pastel. Tidak hanya dari tampilan, tetapi isian dan rasanya pun hampir sama. Perbedaannya adalah jalangkote memiliki tekstur kulit lebih tebal daripada pastel. Selain itu, jalangkote dinikmati dengan saus yang terbuat dari cuka dan cabai. Sedangkan pastel dengan paduan cabai rawit pun tidak kalah nikmat.

  • Sokko (Songkolo)

Sokko bisa terbuat dari beras ketan putih atau beras ketan hitam. Beras ketan yang sudah matang ditaburi kelapa parut masak, sehingga rasanya lebih gurih. Ikan asin atau telur asin bisa kamu sandingkan untuk menambah rasa lezat sokko. Jika dibayangkan mungkin akan menimbulkan rasa yang aneh. Untuk mengobati rasa penasaran, lebih baik kamu segera coba.

  • Sup Konro

Sup konro terbuat dari iga atau daging sapi yang direbus hingga teksturnya sangat empuk. Rasanya yang menarik berasal dari penggunaan rempah seperti ketumbar. Sup konro memiliki kuah dengan warnanya yang cokelat pekat. Selain direbus, kamu juga bisa membakar iga sapi dengan tetap disantap bersamaan dengan kuah cokelatnya.

  • Gogoso

Nah, kalau makanan yang satu ini sekilas terlihat mirip dengan kue lemper. Terbuat dari ketan yang berisi daging dan dibungkus menggunakan daun pisang. Namun, cara pengolahannya berbeda. Gogoso diolah dengan cara dibakar hingga matang, berbeda dengan lemper yang dikukus. Gogoso cocok disantap bersama telur asin. Namun, juga tidak kalah enak jika disantap langsung.

gogoso

  • Nasu Palekko

Nasu palekko disajikan dengan daging bebek atau sapi. Namun, nasu palekko lebih populer menggunakan bebek. Pemilihan bebek harus yang masih muda karena memengaruhi rasanya yang tetap empuk saat dimakan. Setelah diolah, akan terlihat hidangannya seperti rendang. kamu bisa menemukan nasi palekko ini sekitaran Pinrap, Pangkajene, Pirang, dan Kabupaten Wajo.

Makanan Khas Sulawesi Tenggara (Kendari)

  • Lapa-lapa

Lapa-lapa berasal dari daerah Buton, Sulawesi Tenggara. Lapa-lapa menjadi makanan khas yang muncul pada Ramadan. Lapa-lapa nikmat disantap bersama ikan asin atau yang lebih dikenal dengan ikan kaholeonarore oleh warga Sulawesi.

  • Ikan Dole

Masih ada di daerah Buton, ikan dole ini memiliki bahan dasar utama dari ikan tenggiri. Cara mengolahnya dengan menggiling ikan dan dicampur kelapa muda parut. Lalu digoreng hingga kecokelatan. Ikan dole nikmat disantap bersamaan sate gogos dan lapa-lapa. Hidangan ini biasanya ditemui di berbagai hajatan masyrakat setempat.

  • Sinonggi

Sinonggi berasal dari Suku Tolaki, Sulawesi Tenggara. Sinonggi berasal dari sari pati sagu yang diolah bersama kuah rempah dengan rasa gurihnya. Untuk menyantap sinonggi pun biasanya dilakukan bersama-sama. Tradisi tersebut dikenal dengan istilah Mosonggi. Sinonggi dulu dikenal sebagai makanan pokok masyarakat tempat. Namun, kini mulai memudar karena sudah banyak warganya yang mengonsumsi nasi.

  • Sate Gogos Pokea

Sudah pernah seafood disatai? Sulawesi punya satai seafood! Sate gogos pokea ini berasal dari olahan kerang. Pemilihan kerang yang segar juga memengaruhi rasa sate gogos pokea. Biasanya jenis satai unik memiliki bumbu bacem manis, sehingga akan terasa lebih nikmat saat disantap.

  • Kapusu

Kapusu adalah salah satu bubur khas Sulawesi Tenggara. Bubur ini memiliki olahan dari kacang merah dan jagung yang dicampur menjadi satu. Meskipun memiliki rasa yang lembut tambahan topping dari jagung dan kacang merah tidak membuat kita enek untuk mengonsumsinya. Kedua jenis topping tersebut juga memiliki kandungan gizi yang cukup baik untuk kita manfaatkan.

Makanan Khas Sulawesi Utara (Manado)

  • Cakalang Fufu

Cakalang adalah nama ikan yang berasal dari Manado. Ikan cakalang ini sudah menjadi makanan khas yang terkenal di Manado, bahkan hampir seluruh daerah Indonesia tahu. Cakalang dapat diolah dengan berbagai sajian, seperti digoreng, dibuat kuah, diasap, dan lain-lain. Di Manado sendiri cakalang diolah dengan cara diasap. Sesuai dengan nama makanan khasnya “fufu” yang berarti asap.. Ikan dibumbui terlebih dahulu diasap dengan cara dijepit dengan bambu yang sudah disesuaikan.

cakalang fufu

  • Rica Rodo

Rica rodo merupakan makanan khas Manado yang memiliki cita rasa pedas. Bahan-bahan yang digunakan adalah terong, jagung, kacang panjang, cabai rawit, dan yang lainnya. Cara membuatnya pun mudah, kamu hanya perlu menumis seluruhnya hingga tercium aroma harum dan mematang.

  • Pangi

Pangi bisa kamu temukan di berbagai pesta pernikahan berjalan. Untuk membuat pangi, yaitu dengan cara mengiris halus daun pangi dalu capurkan dengan daun lemon, bawang merah, serta bumbu lainnya. Cara memasaknya pun unik, masukkan seluruh bahan yang sudah tercampur tadi ke bambu lalu bakar.

  • Payangka

Payangka adalah jenis ikan yang berasal dari Manado. Tepatnya bisa ditemukan di Danau Tondano. Ikan payangka atau yang disebut Betutu (Marbel Goby) ini bisa diolah dengan cara digoreng. Rasanya gurih dan manis. Selain itu, payangka juga cocok dikombinasikan dengan bumbu woku.

  • Sate Kolombi

Kolombi adalah daging yang berasal dari keong mas. Sate kolombi memiliki rasa yang pedas dari bahan dasar jahenya. Daging terlebih dahulu diposahlan pisahkan dari cangkangnya. Lalu dagin direbus dan dibersihkan. Bumbui juga dengan lemon, garam, dan penyedap rasa, lalu direndam. Daging kemudian direbus kembali untuk melumatkan daginya. Berikutnya daging siap dibakar.

Makanan Khas Sulawesi Tengah (Palu)

  • Duo Sale

Duo sale adalah sambal khas dari Palu. Sambal ini terbuat dari ikan teri yang dikeringkan lalu dimasak dengan bumbu cabai merah, bawang merah, dan juga tomat. Meskipun demikian, rasanya tidak terlalu pedas. Kamu masih bisa merasakan sisi manis dari duo sale ini. Duo sale cocok disantap dengan nasi hangat ataupun nasi jagung.

  • Kapurung

Kapurung terbuat dari sagu. Pertama sagu dimasak terlebih daulu. Lalu disiram dengan kuah kuning yang terbuat dari kaldu ikan, sayuran, irisan mangga, dan juga daging udang. Berbagai olahan makanan tersebut menjadikan kapurung memiiki rasa yang sangat gurih.

  • Uta Kelo

Uta kelo juga disebut dengan sayur daun kelor. Makanan ini unik karena menggunakan bahan makanan yang jarang digunakan. Hidangannya yang berkuah sangat cocok disantap saat keadaan hangat. Jika kamu mencobanya, dijamin akan ketagihan!

  • Milu Siram

Milu siram juga dikenal dengan sebutan Binte Biluhuta, yaitu sup jagung yang dicampur dengan ikan dan udang. Milu siram menghasilkan rasa manis, pedas, dana sin. Milu siram juga dipercaya ampuh untuk menghancurkan kolesterol jahat yang ada di dalam tubuhmu lho.

milu siram

  • Labia Dange

Tidak jauh dari sagu dan jagung, labia dange juga merupakan salah satu makanan khas Sulawesi yang menggunakan sagu. Labia dange dikenal dengan camilan yang dimasak menggunakan wajan dan tungku tanah liat. Camilan ini biasa disantap dengan olahan gula merah atau ikan. Hasilnya akan terasa gurih dan renyah.

Makanan Khas Sulawesi Barat (Mamuju)

  • Kue cucur

Kue cucur ternyata berasal dari Sulawesi Barat lho. Kue cucur sudah begitu populer hingga hampir ke seluruh pelosok Indonesia. Kue cucur memiliki bentuk yang pipih yang terbuat dari tepung beras dan gula merah yang digoreng dengan minyak kelapa khas Mandar. Rasanya? Tentu saja menghasilkan cita rasa manis yang bikin ketagihan.

  • Tetu

Tetu akan mudah kamu temui saat menjelang Ramadan di Mamuju. Tetu menjadi pilihan menu berbuka puasa yang cukup digemari. Tetu disajikan di atas daun pandan yang berbentuk persegi panjang. Tetu berasal dari olahan tepung terigu yang dicampur dengan gula aren dan gula pasir. Berikutnya diasuk dengan santan kelapa dan dikukus hingga matang.

  • Bau Piapi

Bau piapi berasal dari olahan ikan segar yang dimasak dengan kuah kuning kaya rempah. Rasanya yang segar membuat sempurna pengalamanmu untuk berkunjung ke kota Mamuju ini. Bau piapi dilengkapi dengan sepiring nasi hangat. Melalui kelezatannya tentu saja sulit untuk ditolak.

  • Bolu Paranggi

Bolu paranggi mudah ditemukan di berbagai pasar tradisional di Sulawesi Barat, khususnya di Mandar. Bolu paranggi memiliki bentuk mangkok kecil yang terbuat dari terigu dan juga gula aren. Bolu paranggi memiliki rasa manis yang menggoda. Sangat cocok disantap bersama segelas the hangat atau kopi favoritmu.

bolu paranggi

  • Apang

Masih di Mandar, makanan yang satu ini memiliki warna kecokelatan dengan bahan dasar gula aren dan tepung beras yang dikukus. Kue ini bisa kamu manfaatkan saat berlibur di Sulawesi Barat. Apang kerap disajikan dengan taburan kelapa muda dan pas menjadi teman santap dengan kopi.

Bagaimana guys? Tidak hanya satu bagian Sulawesi saja, tetapi seluruhnya juga memiliki makanan khas yang beragam. Penjelasan di atas masih menjadi rangkuman lho dari berbagai jenis makanan khas Sulawesi lainnya. Masih banyak hidangan unik yang perlu kamu coba saat berkunjung ke Sulawesi.

 

 

 

(Zakiah)


Fatal error: Uncaught TypeError: implode(): Argument #2 ($array) must be of type ?array, string given in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php:518 Stack trace: #0 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(518): implode(Array, '|') #1 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(311): MatthiasMullie\Minify\CSS->shortenHex('@keyframes aspA...') #2 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/Minify.php(111): MatthiasMullie\Minify\CSS->execute(NULL) #3 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(174): MatthiasMullie\Minify\Minify->minify() #4 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(128): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->minify('/home/dev2wira/...') #5 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(66): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->replace_url('https://dev2.wi...') #6 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-abstract-minify-subscriber.php(85): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->optimize('<!DOCTYPE html>...') #7 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-minify-css-subscriber.php(44): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_Subscriber->optimize('<!DOCTYPE html>...') #8 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_CSS_Subscriber->process('<!DOCTYPE html>...') #9 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!DOCTYPE html>...', Array) #10 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/front/process.php(417): apply_filters('rocket_buffer', '<!DOCTYPE html>...') #11 [internal function]: do_rocket_callback('<!DOCTYPE html>...', 9) #12 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/functions.php(5420): ob_end_flush() #13 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): wp_ob_end_flush_all('') #14 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(348): WP_Hook->apply_filters(NULL, Array) #15 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(517): WP_Hook->do_action(Array) #16 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/load.php(1270): do_action('shutdown') #17 [internal function]: shutdown_action_hook() #18 {main} thrown in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php on line 518