Ragam Jenis Sate Padang Yang Rasanya Minang Banget

Jenis Sate Padang 

Menghibur diri sendiri memang dapat dilalui dengan berbagai cara. Dari cara yang termudah hingga terekstrem sekali pun. Untuk cara yang ekstrem, banyak orang yang rela mengeluarkan uang demi menikmati destinasi wisata di berbagai daerah. Selain itu, banyak dari mereka yang menghabiskan waktu untuk menonton bioskop atau makan bersama kerabat di luar rumah.

sate padang

Di sisi lain, ada cara termudah dan gratis yang bisa kamu lakukan untuk menghibur diri, yaitu menonton televisi di rumah. Sekilas memang sangat membosankan berkutat dengan televisi terus-menerus. Namun, adanya berbagai sajian acara menarik tentu bisa mengobati rasa bosanmu. Misalnya salah satu acara yang sempat menjadi perbincangan hangat, yaitu WIB.

WIB bukan kepanjangan dari Waktu Indonesia Barat lho ya. WIB adalah Waktu Indonesia Bercanda yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta, yaitu NET. Variety show yang dibawakan oleh salah satu pelawak Indonesia – Cak Lontong – sukses menuai tawa para penontonnya.

WIB sendiri merupakan program variety show yang menampilkan permainan Teka-Teki Silang (TTS) dengan konsep nyeleneh. Program ini juga memberikan hiburan dengan permainan tebak gambar. Disebut dengan konsep nyeleneh karena jawaban dari permainan tersebut terkadang jauh di luar nalar.

TTS Cak Lontong Sate Padang

TTS ala cak lontong yang satu ini berbeda dengan umumnya. Pada dasarnya, jawaban TTS memiliki artian yang logis dan sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Namun, jawaban TTS Cak Lontong sate padang ini sering mengundang kekesalan pesertanya. Alasannya, kunci jawaban terkadang jauh dari pemikiran peserta, sehingga mengundang rasa gemas dan tawa untuk menyerbu Cak Lontong.

Istilah sate padang sendiri merupakan salah satu nama babak dari permainan TTS di program WIB. Banyaknya penggemar dari variety show ini bahkan membuat NET menciptakan games-nya yang dapat diunduh di Play Store. Games ini ditujukan untuk membalas rasa penasaran dari berbagai pertanyaan dari balik layar televisi.

Kunci Jawaban WIB Sate Padang

Meskipun pertanyaan yang diajukan terdengar logis, banyak orang yang masih salah dalam menjawabnya. Bahkan, saking gemasnya banyak warganet yang merangkum jawaban TTS Cak Lontong Sate Padang yang kemudian disebar di jejaring internet, sehingga kamu dengan mudah akan mendapatkan jawabannya. Agar kamu tidak penasaran, berikut beberapa pertanyaan sekaligus jawaban yang buat geleng kepala.

  1. Anak-anak biasanya tidak mau makan….
  2. Berwarna dan nempel di kuku seorang wanita….
  3. Saat ban motor kita bocor di perjalanan harus di….
  4. Yang memadamkan api saat kebakaran pasti….
  5. Banyak sampah dan barang bekas di sungai, bisa menyebabkan…

Sudah siap untuk melihat jawabannya?

Jawaban

  1. Anak-anak biasanya tidak mau makan…. sebakul

Biasanya anak-anak tidak menyukai sayuran. Namun beda halnya dengan jawaban Cak Lontong. Cak Lontong menjawab kata “sebakul” alasannya (anak-anak dikasih makan satu piring saja sudah susah bujuknya, apalagi dikasih makan sebakul?)

  1. Berwarna dan nempel di kuku seorang wanita… kulit

Apa di antara kamu ada yang menjawab kutek? Ternyata jawabannya salah! Kulit lah yang menjadi kunci jawaban dari pertanyaan konyol ini. Alasannya, kulit nempel di kuku dan tentu saja memiliki warna.

  1. Saat ban motor kita bocor di perjalanan harus di…. tunggu

Bagaimana dengan jawabanmu? Saat ban bocor tentu saja kita harus secepatnya menambal. Namun, kata “tunggu” menjadi jawaban yang benar karena kalua tidak ditunggu motor akan hilang.

  1. Yang memadamkan api saat kebakaran pasti…. berisik

Jangan bilang kalau kamu menjawab “pemadam kebakaran” karena tentu saja salah besar. Bagi Cak Lontong yang memadamkan pasti berisik sembari berteriak “kebakaran!! Air air, awas api! Kalau hanya diam nanti malah tidak ada komunikasi.

  1. Banyak sampah dan barang bekas di sungai, bisa menyebabkan…. sempit

Banjir adalah salah satu kata yang mungkin terbesit di pikiranmu. Namun, menurut Cak Lontong sungai sebesar apa pun jika banyak sampah akan membuat sungai sempit dan aliran air menjadi tidak bisa lewat.

Sabar, jangan tergolak dulu. Ini hanya permainan yang akan membuatmu gemas sendiri. Meskipun terlihat sederhana, sajian variety show ini sangat menghiburmu bukan? WIB pada bagian TTS sering kali memanfaatkan berbagai nama makanan khas dari ragam provinsi di Indonesia untuk setiap babaknya. Sate padang sendiri merupakan makanan khas dari Sumatera Barat.

Mengenal Sate Padang Yuk!

Seperti yang kita tahu, ibukota dari Sumatera Barat ini memiliki ragam makanan khas yang kaya akan rempah-rempahnya. Terbukti dengan didirikannya berbagai rumah makan atau restoran padang yang sudah tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Biasanya hidangan tetap yang ada pada rumah makan padang adalah rendang, gulai tunjang, cincang, dan sebagainya.

Sedangkan makanan ini sendiri bukan salah satu menu dari rumah makan padang. Sate padang dijual independen tanpa tambahan makanan khas Sumatera Barat. Biasanya sate padang ini dicampur dengan lontong beserta kuah rempahnya yang khas.

jenis sate padang

Disematkan dengan nama sate padang merupakan gabungan dari tiga daerah, yaitu Padang Panjang, Padang Kota, dan Padang Pariaman. Sate padang dapat merepresentasikan karakteristik umum hidangan tradisional Minangkau. Aroma rempah pada bumbunya mencerminkan kelihaian orang Minang dalam mengolah bumbu, tentunya hal ini sangat jauh berbeda dengan Madura yang sering kita liha, dimana bumbu sate kambing / ayam dengan campuran kecap dan saus kacang begitu mendominasi. Melalui ciri khas aroma dan rasa rempah inilah membuat makanan ini mudah dikenal hingga lingkup mancanegara.

Jenis-jenis Sate Padang

Melalui rasanya yang lezat, terkadang kita tidak menyadari bahwa menu ini memiliki beberapa jenis yang berbeda. Sate padang memiliki bahan utama daging sapi yang sudah dibumbui terlebih dahulu. Selain daging, potongan lidah, usus, dan jeroan sapi juga melengkapi sajian sate padang. Letak perbedaannya sendiri bisa kamu lihat berdasarkan jenis kuah yang diracik.

  • Darek

Sate darek berasal dari Padang Panjang. Ciri khas makanan yang satu ini adalah memiliki kuah yang berwarna kuning cerah. Kuning yang didapar berasal dari kunyit. Hasilnya sate padang memiliki rasa gurih dan pedas. Sayangnya tekstur kuah cepat encer saat dingin, jadi kamu harus segera menyantapnya selagi hangat.

Sate darek nikmat disantap menggunakan tambahan kerupuk kulit yang dicelupkan di kuah kuning sate. Salah satu sate darek legendaris di Padang yang bisa kamu coba adalah Sate Mak Syukur di jalan Mohammad Syafei No. 63, Pasar Baru, Padang Panjang, Sumbar.

  • Dangung-dangung

Sate dangung-dangung berasal dari Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Berbeda dengan jenis sate padang lainnya, sate dangung-dangung ini memiliki kuah yang jauh lebih manis dengan baluran parutan bumbu kelapa kekuningan di sekelilingnya. Kuah sate dangung-dangung ini memiliki warna kecokelatan dan kental.

  • Pariaman

Sate pariaman memiliki perbedaan yang dominan dari jenis lainnya. Kuah sate ini berwarna merah kecokelatan. Rasanya pun lebih pedas dari jenis sate padang lainnya. Kuah pariaman terbuat dari tepung beras, tepung kanji, ketumbar, serai, lengkuas, bawang putih, dan berbagai rempah lainnya. Sate pariaman sendiri sedikit sulit ditemukan di Jakarta. Umumnya, di Jakarta lebih banyak menyajikan sate dengan kuah kuning kecokelatan.

Siapa yang baru tahu jenis-jenis sate tersebut? Dari ketiga jenis sate tersebut memiliki ragam kuah dengan rasa yang berbeda. Jika dilihat dari tingkatan rasanya, bagi kamu yang tidak terlalu menyukai pedas bisa mencoba sate dangung-dangung. Untuk level pedas yang sedang bisa memiliki darek. Sedangkan untuk kamu yang menyukai rasa pedas yang nagih bisa mencoba kuah merah dari pariaman. Jadi kamu mau pilih yang mana?

 

(Zakiah)


Fatal error: Uncaught TypeError: implode(): Argument #2 ($array) must be of type ?array, string given in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php:518 Stack trace: #0 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(518): implode(Array, '|') #1 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php(311): MatthiasMullie\Minify\CSS->shortenHex('@keyframes aspA...') #2 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/Minify.php(111): MatthiasMullie\Minify\CSS->execute(NULL) #3 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(174): MatthiasMullie\Minify\Minify->minify() #4 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(128): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->minify('/home/dev2wira/...') #5 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/optimization/CSS/class-minify.php(66): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->replace_url('https://dev2.wi...') #6 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-abstract-minify-subscriber.php(85): WP_Rocket\Optimization\CSS\Minify->optimize('<!DOCTYPE html>...') #7 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/classes/subscriber/Optimization/class-minify-css-subscriber.php(44): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_Subscriber->optimize('<!DOCTYPE html>...') #8 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): WP_Rocket\Subscriber\Optimization\Minify_CSS_Subscriber->process('<!DOCTYPE html>...') #9 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(205): WP_Hook->apply_filters('<!DOCTYPE html>...', Array) #10 /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/inc/front/process.php(417): apply_filters('rocket_buffer', '<!DOCTYPE html>...') #11 [internal function]: do_rocket_callback('<!DOCTYPE html>...', 9) #12 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/functions.php(5420): ob_end_flush() #13 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(324): wp_ob_end_flush_all('') #14 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/class-wp-hook.php(348): WP_Hook->apply_filters(NULL, Array) #15 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/plugin.php(517): WP_Hook->do_action(Array) #16 /home/dev2wira/public_html/wp-includes/load.php(1270): do_action('shutdown') #17 [internal function]: shutdown_action_hook() #18 {main} thrown in /home/dev2wira/public_html/wp-content/plugins/wp-rocket/vendor/matthiasmullie/minify/src/CSS.php on line 518